Sastra lahir
dari subjektivitas seseorang yang lahir dari panca indra, imajinasi, naluri,
jiwa dan raga. Bila seorang pemimpin mencintai sastra berarti dia memakai panca
indranya untuk merasakan sekitarnya, berimajinasi tentang kepemimpinan dan
kekuasaannya. Jika menggambarkannya lebih baik maka itu akan menjadi cermin
baginya dan juga tujuannya. Jika dia menggambarkannya sama seperti apa yang dia
lihat sebagaimana keadaan yang sedang dia pimpin berarti dia menyadari dan akan
berusaha untuk memperbaikinya dengan menggambarkan tujuan yang ingin dicapainya
dengan karya sastra juga.
Sastra (Sanskerta: शास्त्र, shastra)
merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta yaitu sastra yang berarti “teks
mengandung instruksi”. Dalam bahasa Indonesia kata sastra biasa digunakkan
untuk merujuk ke kata “kesusastraan” yang memiliki pemahaman tulisan yang mengandung arti keindahan
tertentu. Sastra memiliki nilai seni oleh karena itu sastra memiliki nilai
keindahan. Sasta adalah budaya karena
pada sastra terdapat nilai seni. Hubungannya adalah sama-sama memiliki
objek, sama sama mempelajari nilai
komunikasi antar sesama manusia yang memiliki beraneka ragam ciri.
Keterhubungannya dengan pemimpin adalah agar pemimpin mampu berkomunikasi dengan
baik kepada rakyatnya. Tidak dapat dibayangkan jika seorang manusia tidak menyukai dan tidak
mengenal sastra tentu saja manusia tidak
dapat menyalurkan ekspresi dan tidak dapat berkomunikasi sesamanya.
Karya sastra
merupakan bagian dari karya seni untuk mengekspresikan dan berkomunilasi.Seorang
pemimpin yang mencintai sastra haruslah mencintai rakyatnya, berkomunikasi
dengan rakyatnya. Sastra menjadikan pemimpin lebih mudah berkomunikasi, karena
pada hakekatnya karya sastra adalah penjabaran abstraksi. Sementara itu
filsafat, yang juga mempergunakan bahasa, adalah abstraksi. Cinta kasih,
kebahagian, kebebasan, dan lainnya yang digarap oleh filsafat adalah abstrak.
Sifat abstrak inilah yang menyebabkan filsafat kurang berkomunikasi Karena
nilai-nilai sastra inilah bisa menjadikan diri lebih adil, bijaksana, berkemampuan,
berilmu, berwawasan.
0 komentar:
Posting Komentar